G-7NRK1G0600

Senin, 21 Maret 2022

'MotorGP Pertamina Grand Prix of Indonesia' Diwarnai Aksi 'Pawang Hujan Fenomenal Mandalika'


MANDALIKA, MOTV - Peristiwa unik yang terjadi dalam pagelaran MotoGP diseantero dunia selama ini kemungkinan besar hanya ada di Indonesia yang secara transparan memposisikan 'Pawang Hujan' untuk serta tampil juga dalam arena balap 'MotorGP Pertamina Grand Prix of Indonesia' huna memperlancar kegiatan Event besar berkelas Internasional yang di hadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo selaku Kepala Negara di NKRI, (20/03/2022).

Dikarenakan Event tersebut berscala Internasional maka tak pelak menjadi sorotan dunia atas aksi yang di lakukan  oleh Pawang Hujan yang tampil leluasa di tengah arena balap motor Mandalika tersebut. Pawang Hujan yang belakangan di ketahui bernama Rara, atau Roro Istiati kelahiran Papua itu nampak berjalan dengan santai di hadapan Paddock Tim MotoGP , dengan menggunakan busana corak batik merah hati dan hitam dengan di langkapi 'Helm Proyek' melekat di kepalanya di dalam melakukan pekerjaannya sebagai 'Pawang Hujan'.

Dalam video yang beredar, saat melakukan aksinya Rara nampak tenang dan fokus pada kegiatan ritual yang dilakukannya sambil membawa bokor kuningan berikut kentong pukulannya seraya mengucapkan mantra-mantra yang ia ucapkan dilengkapi dengan sedikit gerak tarian yang ia lakukan sambil memukulakn bokor yang di bawanya.

Saat kegiatan berlangsung beredar pula video petir atau kilat menyambar lokasi balap MotoGP Mandalika tepat di pinggir jalan yang di gunakan untuk balap MotorGP, namun tidak ada korban jiwa maupun lainnya atas peristiwa yang cukup mengejutkan seluruh yang hadir di lokasi.

Dalam keterangannya Rara atau Roro Istiati usai melakukan pekerjaannya mengungkapkan terkait dengan apa yang di lakukannya, mengatakan bahwa,"Supaya lembab..jadi lembab cuacanya itu agak gelap-gelap, nah mereka memintanya hujan (Pembalap-Red) tetapi karena di sebelah sisi parkir timur itu masih ada pekerjaan HK..diatas masih ada persiapan, jadi saya mintanya supaya suhunya itu turun, atas izin Allah, Tuhan yang maha kuasa, Sanghyang Widi Wasa serta para Dewa-dewa yang saya panggil..itu beneran saya bisa menggerakan awan dan lembab," ungkapnya.

"Nah hari ini," lanjutnya,"Supaya pembalap nyaman itu di pinta untuk sedikit gerimis, tadi pagikan kita sudah hujan tetapi jangan hujan terlalu dan terus  gerimis..gerimis intensitasnya sudah hampir satu jam, jadi disini supaya nyaman."

"Karena kita yang di Indonesia ini sudah terbiasa dengan Tropis, tetapi Pembalap itu pengennya yang suam-suam kuku, jadi saya minta support semua untuk bisa berjalan baik,"sambungnya.


Rarapun mnerangkan secara detil tentang kegiatan ritual yang ia lakukan dengan memaparkan.

"Kalo panggil panas itu beda, kalo panggil hujan itu disini harus ada Es Batu (seraya menunjuk kekolam), nah ini ada kolam ada airnya dan ada sesajennya, nah ini tadi Es Batunya di sini jadi sudah dengan Timnya Pak Andi, dengan Timnya Pak Berri, mas Dika PP nah itu ini dari Pemadam Kebakaran," tuturnya.

"Jadi ini semacam tempat Do'a, kalao di Bali itu Api Nutra untuk Panas dan juga menghantarkan dingin, nah kalo ini di awali dengan Do'a dulu, Rara dan Tim, kalao Timnya itukan Muslim jadi mereka baca Al-Ikhlas dulu, cuman ada sedikit keanehan lo, kalao kalian mikir...kalao yang di sana Es Batu langsung cairkan (seraya menunjuk ke lokasi lain), Nah ini (seraya menunjuk kelokasi awal) Es Batu naronya udah lama nih enggak cair-cair," paparnya.

Ketika ditanyakan sejak jam berapa Es tersebut di taruh dan tidak Cair-cair, Rara menjawab,"Ya sudah lumayanlah, dari tadi pagi lah, lumayan kan logika berfikirnya...nah itulah kekuatan Do'a..nah ini kearifan lokal, Indonesia zaman dulupun dikenal kesaktian orang-orangnya dan saya ini dapat hadiah dari kesaktian dari Tuhan dan saya kembalikan lagi untuk melayani itu...itu dulu," katanya

"Atau mungkin ada yang mau bertanya,"tanya Rara pada Awak Media.

Saat ditanyakan hujan tadi pagi di alihkan kemana?, Rara menjawab," Oh kalau tadi pagi itu aku alihkan ke pantai,ya..ke Selatan.", Ditanya keinginan balapan, Rara menjawab,"Kalau balapan di mintanya suam-suam kuku, agak sedikit gerimis..nyaman," ungkapnya.

Rara berharap di hari Minggu ini suasana suam-suam kuku saja dan tidak mengalami kebanjiran seperti di WSDK.

"Karenakan kita kedatangan banyak tamu, yang penting tidak banjir tidak seperti WSDK, karenakan ini Ikhtiar alternatip...Indonesia punya sesuatu yang luar biasa," pungkas Pawang Hujan Rara atau Roro Istiati kalahiran Papua.

(JL/HDT) MOTV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


BERITA TERBARU

'Dissenting Opinion' Pertama Kali Dalam Sejarah Sengketa Hasil PHPU Presiden Terjadi di 2024

JAKARTA, MOTV – “Baru hari ini, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan sengketa (PHPU) Pilpres (Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden), ad...

BERITA TERKINI