G-7NRK1G0600

Selasa, 29 September 2020

Kepala UPT Burangkeng: Dua Tahun Lagi TPA Burangkeng Tutup


KABUPATEN BEKASI, MO - Permasalahan sampah terus menjadi problematika serius dan polemik yang berkepanjangan diwilayah Kabupaten Bekasi, mengingat hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan dan keseharian masyarakat yang bukan hanya diKabupaten Bekasi namun diseluruh indonesia dan bahkan diseluruh dunia,(25/9/2020).

Menimbang akan hal tersebut sangatlah berhubungan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi yang semakin bertambah, maka sudah tentu sampah yang dihasilkanpun bertambah pula sehingga menimbulkan kekhawatiran para pemerhati lingkungan terkait permasalahan sampah yang tidak kunjung terselesaikan.

Belum lagi dalam pengambilan keputusan Pemerintah Daerah terkait lahan tempat pembuangan sampah akhir terkesan sangat lamban dalam merespon, sehingga terlihat sulit dalam mengambil keputusan yang mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) liar dipinggir kali tanpa adanya tindakan tegas dan langkah kongkrit yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Kekhawatiran masyarakat terkait masalah sampah sudah hampir tak terbendung lagi, salah satunya Jaenuddin warga babelan, dimana lahan yang dimilikinya seluas 2500m2 tersebut tidak dapat dipergunakan jaenuddin selama kurang lebih belasan tahun dan sampai saat ini akibat tertimbun sampah yang menggunung dilokasi miliknya, sementara tanah yang dimilikinya berdekatan sekali dengan tanah milik pengairan dimana keseluruhan tanah sepanjang kali tersebutpun telah ditimbuni dengan sampah liar tanpa adanya tindakan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi terkait akan hal itu,

"Yang Jelas keluhan saya sebagai pemilik tanah ini sampai sekarang tidak ada izin kepada pemilik tanah...terus katakan sampah penuh seperti ini menggunung..terus dari pemerintah daerah sendiri...katakan ini lamanya sudah sampai lima belas tahunan tidak ada komunikasi sama sekali...apalagi Dinas Kabupaten Bekasi.., pernah saya menanyakan melalui telephone kepada Dinas Kebersihan dan dia tidak bertanggung jawab dengan adanya sampah disini (Kebalen-Red)...dengan alasan kerena tidak pernah ada pemberitahuan..sepertinya mereka tidak perduli dengan adanya sampah diKebalen menumpuk seperti ini, Ungkap Jaenuddin pada Awak Media (16/10/2019) dan sampai saat ini hal tersebut tidak terselesaikan.


Ditambah lagi saat ini TPA Burangkengpun telah masuk dalam kategory stadium empat, dimana dalam waktu dekat TPA tersebutpun akan mengalami penutupan lokasi dengan sendirinya akibat Overload sampah dikurangi pengurangan lokasi TPA akibat dibangunnya jalan tol Cimanggis-Cibitung, Hal tersebut diungkapkan Kepala UPT Pemprosesan Akhir Sampah Burangkeng, Maulana kepada Merdeka Online dikantornya (22/9/2020), mengatakan,

" Terkait permasalahan sampah ini menurut saya sudah sangat mengkhawatirkan sekali...pertama tentunya dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak tentunya semakin banyak juga sampah yang dihasilkan..coba dikalkulasikan dengan dihitung seluruh jumlah penduduk diKabupaten Bekasi kalau dikalikan perorangnya membuang sampah satu kilo perhari saja..coba sudah berapa ton sampah yang dihasilkan...sementara lokasi di TPA Burangkeng sendiri bukannya diperluas..malah terpotong aliran jalan tol Cimanggis-Cibitung seluas empat ribu meter persegi..sementara Awalnyakan lokasi ini seluas sebelas hektar enam ribu meter...jadi terpotong empat ribu tinggal sebelas hektar dua ribu meter..ditambah lagi akan ada wacana pembangunan jalan tol Jati Asih Serang yang juga akan mengambil lahan ini ..tapi berapa banyaknya saya tidak tahu," Katanya.

Lanjut Maulana," Yang kedua ..saya memprediksi tidak lama lagi..paling sekitar kurang lebih dua tahun lagi TPA ini akan tutup dengan sendirinya...akibat Overload sampah yang semakin hari semakin tak terbendung lagi..saya sudah ajukan kepimpinan terkait solusi sampah ini yang mungkin dilanjutkan keBupati dan DPRD terkait masalah sampah ini dan solusinya dan itu saya lakukan berulang kali...cuma sampai saat ini belum ada jawabannya," Ungkapnya.

Menurut Maulana solusi yang terbaik adalah dengan langkah membeli alat Pressure Sampah, " Solusi yang saya ajukan dengan menggunakan alat Minning Cutland Field ..memang harganya cukup lumayan mahal...perUnitnya bisa mencapai Delapan Puluh Lima Miliar dan itu dibutuhkan tidak satu..paling tidak tiga atau empat..yang ditaruhnya tidak satu titik...seperti disini satu atau dua..sementara titik yang lainnya satu tempat satu..sehingga bisa menjangkau lokasi-lokasi lainnya yang jauh dari sini..tapi itukan usulan saya mengenai direspon atau tidaknya ..ya ..terserah pimpinan-pimpinan yang diatas," Pungkas Kepala UPT PAS Burangkeng seraya merebahkan diri dan nampak kelelahan, yang tidak lama lagi akan memasuki masa pensiun.

(Icha) MO 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


BERITA TERBARU

'Dissenting Opinion' Pertama Kali Dalam Sejarah Sengketa Hasil PHPU Presiden Terjadi di 2024

JAKARTA, MOTV – “Baru hari ini, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan sengketa (PHPU) Pilpres (Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden), ad...

BERITA TERKINI